Kamus Awie

Selasa, 10 Agustus 2010

Misteri Angka 11 Tragedi WTC

Tragedi World Trade Centre (WTC) 11 September 2001 mungkin tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah dunia. Konon kabarnya kejadian ini sudah diramal ratusan tahun sebelumnya oleh peramal Nostradamus. Namun ternyata ada misteri lain di balik peristiwa ini, misteri angka 11. Mungkin bermula dari posisi menara kembar yang menyerupai dua buah angka satu (11) atau mungkin peristiwa ini terjadi di tanggal ke-11. Nah berikut misterinya...



Fakta yang menghubungkan tokoh/tempat dengan angka

1. New York City memiliki 11 huruf.
2. Afghanistan memiliki 11 huruf.
3. Ramsin Yuseb (terroris yang menyerang WTC pada 1993) memiliki 11 huruf.
4. George W Bush memiliki 11 huruf.
5. WTC membentuk angka 11.

WTC Membentuk angka 11
Anda berpikir hal-hal diatas hanya kebetulan? Coba simak lagi...

1. New York adalah negara bagian ke 11
2. Pesawat pertama yang menabrak WTC memiliki nomor penerbangan 11.
3. Pesawat itu mengangkut 92 orang penumpang, 9+2 = 11.
4. Pesawat satu lagi yang menabrak WTC mengangkut 65 orang penumpang, 6+5= 11.
5. Tragedi itu terjadi pada 11 September, 9/11, 9+1+1 = 11
6. Tanggalnya sama dengan pelayanan darurat Amerika yaitu 911, 9+1+1 = 11.

Jika fakta yang umum diatas masih dianggap kebetulan belaka, maka mari kita coba teliti lebih dalam lagi.

1. Kejadian ini merupakan kecelakaan pesawat yang ke 254, 2+5+4 = 11.
2. September 11 adalah hari ke 254 dalam tahun itu, 2+5+4 = 11.
3. Pemboman Madrid terjadi pada tanggal 3/11/2004, 3+1+1+2+4 = 11.

Bagaimana? Anda masih penasaran? Sebagai analisa terakhir, mari kita lakukan bersama-sama dengan data yang ada. Pertama, silakan bukaMs. Word di laptop/PC anda. Kemudian ikuti petunjuk dibawah.

1. Ketik Q33 NY, ini adalah nomor penerbangan pesawat pertama yank menabrak WTC.
2. Tebalkan (bold) Q33 NY.
3. Ganti ukuran font menjadi lebih besar (disarankan 48 atau 72).
4. Ganti jenis font menjadi WINGDINGS 1

Apa yang Anda lihat??

Sabtu, 06 Februari 2010

Kamis, 04 Februari 2010

TEAM TEACHING SEBAGAI IMPLEMENTASI PENERAPAN LESSON STUDY

Upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran, merupakan tugas dan tanggung jawab yang pokok bagi seorang guru. Tuntutan untuk meningkatkan profesionalisme bagi guru bukan saja sekedar memenuhi amanat perundangan tetapi merupakan bagian yang terpenting dalam mengembangkan idealisme dan profesionalisme. Ada atau tidak adanya undang-undang yang mengatur tentang kinerja, seyogianya guru tetap berusaha meningkatkan kinerjanya sebagai tanggung jawab moral, tidak saja di depan Mahkamah Tuhan, tetapi juga ditanggungjawaban dihadapan manusia yang telah meletakkan harapan dipundaknya.


Salah satu bukti bahwa guru berorientasi pada peningkatan kinerja adalah dengan senantiasa mencari solusi bagi persoalan pembelajaran. Upaya-upaya mengkaji dan menemukan model, startegi dan pendekatan pembelajaran, menjadi sebuah keharusan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa diwarnai dinamika dan perubahan. Tentu saja tidak semua guru memiliki kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru atau membuat inovasi dalam pembelajaran, namun paling tidak ia berupaya untuk mencoba mengimplementasikan model-model baru yang tentu saja telah melalui berbagai kajian dan telah dibuktikan keunggulannya.

Seiring dengan berkembangnya sistem pendidikan dan besarnya tuntutan terhadap peningkatan mutu pembelajaran, tidak sedikit guru yang masih betah menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Hal ini bisa dilihat ketika proses pembelajaran masih dilakukan secara soliter (individual). Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan bahkan sampai kepada evaluasi, hanya dilakukan oleh dirinya sendiri. Sehingga strategi konvensional itu kerap masih dominan dilakukan. Padahal, dalam konteks kurikulum pendidikan di Indonesia kini yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tuntutan untuk lebih inovatif dan kreatif menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Di lain pihak, kondisi siswa yang heterogen merupakan faktor yang mempengaruhi pembelajaran, ditambah lagi dengan persoalan ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, mengakibatkan guru tidak mungkin bisa menangani siswa secara intensif. Apalagi guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala hal dan guru, sebagai manusia, tak luput dari kekurangan. Untuk itulah ia membutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut peningkatan mutu pembelajaran.

Dewasa ini, telah dikembangkan salah satu straregi untuk mengatasi persoalan di atas, yaitu dengan istilah Team Teaching (pengajaran beregu). Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Team teaching adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.

Keunggulan Team TeachingStrategi pembelajaran Team Teaching dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang menyangkut pembelajaran. Keunggulan dari penerapan Team Teaching diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.
  2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.
  3. Team-teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di kelas.
  4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru dalam menjalankan tugasnya.
  5. Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.

Tentu saja Team Teaching selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, pada dasarnya merupakan upaya untuk meningktakan mutu pembelajaran dan menciptakan budaya sekolah yang kondusif bagi pengembangan semua aspek yang terkait dengan mutu pendidikan.

Pola dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Team Teaching
Pelaksanaan Team Teaching dapat dilakukan melalui berberapa pola antara lain:

  1. Beberapa guru mengajarkan mata pelajaran sama, di kelas berbeda-beda. Dalam proses perencanaan , materi, bahan ajar, atau hand out dapat disusun bersama-sama, walau penyajian dan evaluasi dilakukan masing-masing
  2. Setiap guru melakukan perencanaan, menentukan materi, penyajian, dan evaluasi masing-masing, tetapi pada saat evaluasi dilaksanakan secara bersama-sama.
  3. Satu mata pelajaran dapat diajarkan oleh lebih dari seorang guru secara bersama-sama, mulai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, guru yang lain membantu menyiapkan media pembelajaran, membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual. Anggota team teaching dapat pula secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi dan tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.

Adapun langkah pelaksanaannya sebagai berikut :

  1. Menyusun Perencanaan Pembelajaran secara Bersama, sehingga setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi perencanaan itu dan sistem evaluasi yang akan dilakukan.
  2. Menyusun metode pembelajaran secara bersama, sehingga diharapkan setiap anggota tim mengetahui alur proses pembelajaran dan mengetahui tujuan serta arah pembelajaran.
  3. Membedah dan mendiskusikan materi dan isi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, agar setiap anggota tim dapat saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada pada diri masing-masing. Selain itu juga, anggota tim dapat memprediksi berbagai kemungkinan kesulitan siswa.
  4. Membagi Peran dan Tanggung Jawab masing-masing anggota tim, agar dalam proses pembelajaran di dalam kelas, masing-masing mengetahui peran dan tugasnya dan dapat saling membantu dalam melaksanakan pembelajaran.
  5. Apabila telah selesai dalam melaksanakan pembelajaran, semua anggota tim dapat duduk bersama untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat merumuskan perbaikan-perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Bila dikaitkan dengan kegiatan Lesson Study yang belakangan ini dikembangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, maka Team Teaching ini merupakan salah satu implementasi pelaksanan Lesson Study, yang mendasarkan kegiatannya pada prinsip kolegialitas (kebersamaan) dan kolaborasi (kemitraan).