PUTIH 100 PELURU
Oleh :Angel
Puisi ini juara I pada lomba puisi antara perewat se KTI
di Manunggal tanggal 16 - 17 Maret 2008
Hai kau yang merawat orang-orang sekarat!!!!!
aku dengar igaumu, aku dengar igaumu
aku dengar igaumu menyerang pagi ini, pagi buta pagi putih
mengerang-ngerang, meraung-raung
duka tak dapat bercakap,
runtuh di pematang pengabdian.
kain kafan peluh darah di tangan menjadi sahabatmu,
tak peduli darah di tanganmu
nanah peluh kau remas,
di kampung senyap yang tak terdapat dalam dipeta
simak disana,
100 ketukan pintu disubuh putih,
mengerang, meraung tanpa batas harap,
ada lagi yang terluka,
ada lagi yang rerkapar,
ada lagi yang meradang,
100 kepingan peluru terlontar di dadanya,
menusuk ke dadaku.
dengar kabar buruk dari mimpi,
bumi merintih kesakitan,
oleh kebijakan tak bernurani yang merampas hak asasi,
lihat ada yang terluka 100 peluru
lihat ku pun terluka kali 100 peluru,
dikebiri nista, redup mata air mata…
runtuh
merayu kematian
aku
perawat
sepakat tanpa mufakat
hidup di atas ujung peluru pengebirian nasib
pada ungkap bijak tak berpihak!
Aku
Perawat
Tubuh pedih terpasung seratus peluru!