KONSEP MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Manusia ad makhluk misterius à banyak hal ttg manusia yg belum terungkap – mengapa manusia berbuat sesuatu untuk sesuatu
Manusia ad makhluk unik à tdk ada dua individu yg identik (sama) kendati dibesarkan dlm suatu kondisi lingkungan yg sama pula.
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam mencapai kebutuhannya tersebut, manusia mencoba belajar menggali dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dengan segala keterbatasannya.
Manusia secara terus menerus menghadapi berbagai perubahan lingkungan dan selalu berusaha menyesuaikan diri agar tercapai keseimbangan à interaksi dengan lingkungan dan menciptakan hubungan antar manusia secara serasi.
Dalam teori keperawatan sering memandang manusia sebagai manusia holistik à Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Memiliki kaidah jasmaniah yg terpadu sitem organismik
· masing-masing mempunyai fungsi
· tunduk pada hakekat hukum alam
lahir-berkembang-tua-mati
· mempunyai individu
b. Sebagai makhluk hidup yg memiliki jiwa
· Ia diperintah/dikendalikan oleh ego
· Ia dipengaruhi oleh perasaan,kata hati
· Ia memiliki daya pikir karena mempunyai intelegensia
· Ia memiliki aspek spiritual dlm aspek terjang
c. Sebagai makhluk sosial
· Ia dilahirkan, hidup, berperan di tengah-tengah masyarakat dengan norma serta sistem nilainya.
· Ia adalah anggota keluarga, masyarakat, dunia
· Ia memiliki peranan yg harus ia sumbangkan untuk kepentingan dirinya, masyarakat.
d. Sebagai makhluk dengan dasar spiritual
· Ia memiliki keyakinan dan kepercayaan
· Ia menyembah tuhan atau sembahyang
Adaptasi secara umum ( GAS ) dapat diperinci menjadi lima tingkatan, dan mungkin masih terjadi tumpang tindih atau pergeseran diantara tingkatan tersebut. Pembagian tingkatan ini berdasarkan pada jumlah dan kekuatan stress, kemampuan orang bereaksi serta ketepatan reaksi itu sendiri.
Tingkat I
Adaptasi ini merupakan reaksi pertahanan ( adaptasi defensif ) ang normal terhdp stress, biasanya terjadi dlm kehidupan sehari-hari. Individu tersebut mampu untuk menurunkan stress awal dengan adaptasi fisiologik atau psikologik, dan pada umumnya tidak disadari, misalnya refleks muntah bila perut kemasukan zat yang merangsang, pembekuan darah pada saat terjadi perlukaan pada jaringan. Secara psikologik mekanisme pertahanan yang dipakai antara lain rasionalisasi, fantasi, hal ini ditujukan untuk mengurangi kecemasan dan melindungi ego. Adaptasi tingkat I ini bersifat sementara dan sebagian besar ditujukan untuk melindungi, memperbaiki serta mempertahankan status quo.
Tingkat II
Apabila adaptasi defensif pada tingkat I tidak sanggup menurunkan stress, individu akan melakukan adaptasi kompensatif, baik secara fisiologik maupun psikologik. Adaptasi ini menimbulkan kesadaran bahwa telah terjadi suatu kegagalan, misalnya meningkatnya rasa haus pada pasien demam dan secara psikologik menggunakan mekanisme kompensasi.
Tingkat III
Pada tingkat ini mekanisme pertahanan dan kompensatif telah gagal dan menunjukkan adanya masalah kesehatan yang memerlukan adaptasi yang menyeluruh dan mendalam, misalnya rasa sakit, lemah, demam yang terjadi pada proses peradangan. Secara psikologik, penggunaan mekanisme kompensasi yang berlebihan atau penggunaan gejala fisik yang menunjukkan ketidak mampuan seseorang untuk menangani atau mengurangi sumber kecemasan dan merupakan tanda bahwa individu tersebut memerlukan bantuan.
Tingkat IV
Pada tingkat ini akan timbul stress baru yang memerlukan adaptasi lebih lanjut, karena tidak tepat dan tidak sesuai baik dari segi lokasi maupun intensitasnya. Kemampuan individu untuk beradaptasi telah terganggu dan ia dipaksa untuk bereaksi terhdp stress tambahan yang muncul. Apabila tindakan dari pihak luar tidak sanggup menghentikan sikulus stress adaptasi ini, maka akan terjadi kerusakan yang menetap, misalnya suhu tubuh yang meninggi akibat sress mikrobiologik, dapat menimbulkan stress baru yaitu terjadinya ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, sedangkan secara psikologik individu tidak mampu lagi menghadapi kenyataan dan mulai menarik diri.
Tingkat V
Pada tingkat ini biasanya stress banyak dan berat. Fungsi organ dpt terganggu, kehidupan terancam dan gangguan ini dapat bersifat sementara atau menetap, misalnya pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal karena obat-obatan, pada umumnya memerlukan bantuan dialisa sampai obat tersebut keluar dari seluruh sistem tubuh pasien tersebut, atau pada pasien yang mengalami oedema laryng karena reaksi alergi, biasanya membutuhkan bantuan berupa trakheotomi, sampai oedema berkurang. Secara psikologik individu akan kalut dan cenderung untuk menggunakan mekanisme pertahanan diri yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, juga pikiran serta persepsinya semakin kacau dan kalut ( reaksi kebingungan yang akut )
Tugas individu ! Buat penjelasan 3 tahap Reaksi GAS & Krisis
Adaptasi secara psikologik
Stress psikik ( emosional ) menimbulkan kecemasan, rasa tidak tenteram, frustasi, terancam dan konflik, dan mungkin diekspresikan dlm bentuk kemarahan, khawatir, berbicara sangat cepat, berjalan mondar-mandir atau meremas-remas tangannya.
Kecemasan diartikan sebagai perasaan khawatir secara terus menerus terhadap sesuatu hal yang akan terjadi, tetapi tidak jelas sebabnya.
Kecemasan ringan à terjadi sehari-hari, berguna agar individu lebih berhati-hati dan waspada
Kecemasan sedang – berat à dpt mengganggu pikiran dan tingkah laku à penurunan kesadaran dan persepsi ( penglihatan dan pendengaran terganggu ) à panik à kontak realitas terganggu.
Reaksi terhadap kecemasan :
a. Secara sadar
· Minta pertolongan pada orang lain
· Rela dan mengungkapkan perasaan
· Mencari informasi lebih banyak ( klarifikasi )
· Mencoba merumuskan / merencanakan tindakan à problem solving
· Menggunakan cara pemecahan masa lampau
b. Secara tidak sadar
Menggunakan mekanisme defensif
c. Menggunakan gejala fisik
Terjadi reaksi konversi
Ciri mekanisme pertahanan diri :
1. Berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari hal-hal yg tidak menyenangkan atau mencemaskan dan tidak langsung memecahkan masalah, sifatnya hanya sementara.
2. Individu tidak menyadari bahwa mekanisme tersebut sedang terjadi dan terjadi diluar kesadaran.
3. Mekanisme yang tidak berorientasi kepada kenyataan.
Mekanisme Pertahanan Diri :
1. Denial, mengingkari/menolak untuk melihat apa yang jelas bagi siapapun.
2. Displacement, mentransfer perasaan yg tidak menyenangkan dan agresif dari objek satu ke yang lain tapi bertentangan dengan norma masyarakat.
3. Proyeksi, menyalahkan orang lain untuk ketidak mampuan pribadinya atas kesalahan yang diperbuat.
4. Rasionalisasi, menggunakan alasan-alasan yang dapat diterima utk menjelaskan tingkah laku yg tidak sesuai.
5. Konversi, suatu keadaan stress psikologis yg ditransfer secara fisiologis.
6. Regresi, kemunduran dalam hal tingkah laku.
7. Menarik diri, melepaskan diri baik perhatian/minat dari lingkungan sosial secara langsung.
8. Sublimasi, mentransfer perasaan yg tidak menyenangkan dan agak agresif dari objek satu ke objek lain dan tidak bertentangan dengan norma masyarakat.
9. Fantasi, mengganti dengan situasi yg lebih memuaskan dan menyenangkan yg diciptakan sendiri yg merupakan situasi yg berkhayal/fantasi.
10. Represi, perasaan2, pemikiran2, dan pengalaman2 yg menyakitkan ditekan kealam tidak sadar dan sengaja dilupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar