Pelaut Tangguh
Oleh : Ns Abdul Haris Awie, S.Kep
ombak telah menggulung,
syahbandar bergetar,
segan menghampiri pelaut mencari nafkah,
menyabung nyawa untuk nafas-nafas kelaparan,
pantai telah terkoyak,
di lumatan ombak menghempas pasir dan karang,
tunggulah ombak reda,
atau selamat datang pelaut ulung,
melipat-lipat ombak menjadi selimut tidur,
melumat habis ketakutan yang merinding,
matahari mengintip di awan putih,
menyengat di keringat menahan layar yang terkoyak,
ombak terus menggulung,
di tengah samudera tak tampak pantai tempat menyambung nyawa,
matahari tetaplah matahari,
angin tak bersahabat menyeret perahu,
entah terdampar di mana,
hanya hati yang terus berjalan.
sang pelaut ulung tersenyum pada matahari,
sang pelaut tangguh sesekali berjabat tangan dengan ombak,
tak akan ada nada henti,
meski tak pasti, kapan ombak berhenti.
di persimpangan jalan aku terdiam,
pelaut tangguh itu adalah kamu, wahai perawat yang menunggu pantai di jemari para penguasa. entah…..
Di batas Kota Makassar, Awal Maret 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar